Oleh : Ali Fauzi
Masih banyak guru yg merasa bahwa tugas utamanya adalah menyampaikan materi. Memang betul, tidak ada yang salah. Setiap sekolah memiliki target kurikulum yang harus dicapai.
Namun Sebenarnya, ada tugas utama yang lebih penting. Yaitu membangun hubungan yang baik dengan anak didik.
Jika menyampaikan materi kepada anak didik merupakan satu-satunya tujuan seorang guru dalam mengajar, maka tugas itu sebenarnya sudah dilakukan dengan sangat baik oleh Google. Lebih jauh lagi, Internet tidak hanya menyampaikan informasi dan berita namun menyediakan apapun yang ingin kita ketahui.
Ketika internet belum ada, atau internet belum semudah sekarang, peran guru sebagai pihak yang mentransfer informasi dan pengetahuan masih sangat besar. Kini, peran tersebut sudah bergeser. Guru pun harus siap mengubah mindsetnya.
Jika guru belum move on, maka guru harus siap menghadapi kenyataan bahwa anak didiknya lebih menyukai media sosial, youtube, dan ponselnya. Bagaimana tidak, banyak sekali berita dan informasi tentang kesuksesan anak-anak muda di dunia digital. Mereka akan mengatakan bahwa ilmu yang diperolehnya berasal dari youtube, facebook, twitter, dan lain sebagainya.
Seorang guru atau sekolah yang sudah merasa cukup ketika sudah menyelesaikan target kurikulum akademisnya, maka bukan guru atau sekolah yang rugi. Kita dan generasi masa depanlah yang dirugikan.
Ingat, kita mendidik anak bukan menyiapkan anak menghadapi masalah saat ini, melainkan menyiapkan anak untuk menghadapai berbagai kemungkinan di masa yang akan datang.
Jika sekolah sebagai lembaga juga berfikir tentang target materi saja, maka mereka hanya akan berbicara data siapa peraih nilai tertinggi dan terendah, siapa yang jarang masuk sekolah, dan siapa yang sering melanggar aturan. (baca juga: Peraturan Sekolah Yang Membunuh Anak)
Kalau seluruh energi seorang guru terkuras untuk target materi, maka yang jadi kesibukan guru adalah berkas2 administrasi, les tambahan, dan ketuntasan.
Jarang dibicarakan kelebihan setiap siswa, perhatian yang dibutuhkan, cara belajar setiap anak, dan keunikan-keunikan yang dimilikinya. (baca juga: Motivasi Siswa; Jangan Pernah Mengabaikannya)
Membangun hubungan yang baik dengan anak akan sangat membantu anak dalam belajar. Dengan pendekatan ini, kita akan berbicara bersama dua arah, menyelesaikan masalah bersama (tidak satu arah), memberikan dukungan saat kesulitan dan bukan menghukumnya.
Sekali lagi, mari kita mulai membangun hubungan baik dengan anak didik sebelum kita menyampaikan materi.
Apa yang akan dipelajari oleh anak jika dia tidak suka dengan kita?
Kenapa cinta dan hubungan baik?
Karena teknologi sudah menyediakan ilmu apa saja yang bisa diakses setiap saat. Materi bisa diperoleh dari mana saja.
Hubungan baik dan rasa cinta kepada anak2 bersifat abadi. Dan akan membuka berjuta kemungkinan kebaikan-kebaikan lainnya.
Author: Ali Fauzi
Orangtua, Guru, Penulis, Pembaca, dan Pembelajar.