
Oleh: Ali Fauzi
Saat-saat ini adalah penghujung tahun bagi sekolah. Inilah saat mengevaluasi, mengoreksi, dan mempersiapkan diri untuk tahun pelajaran berikutnya.
Guru mengevaluasi siswa setiap bulan melalui ulangan. Bahkan ada yang setiap minggu. Suatu ketika Bill Gates tidak bisa membayangkan jika guru tdk ada yang mengevaluasi dirinya. Jika tidak dievaluasi dan guru tidak menerima feedback, guru akan sulit berkembang dan itu itu saja yang dilakukan selama bertahun-tahun.
Jika satu tahun ini, para kepala sekolah kurang memberikan insentif bagi guru, maka risiko besar siap diterima.
Insentif di sini tidak melulu masalah uang. Bisa saja penghargaan struktural, pemberian kepercayaan, sampai hadiah jalan-jalan bersama.
Mayoritas guru menyadari bahwa posisi dirinya tidak bisa dibandingkan dengan pendapatan dari sebuah perusahaan atau kantor yang cukup menggiurkan. Guru memiliki standar kepuasan yang berbeda. Kepuasan itu lebih banyak bersifat ruhani. Makanya, jangan kaget kalau seorang guru akan selalu tampak awet muda.
Standar kenyamanan guru harus terus dibangun agar bisa terus produktif. Jika guru bisa mendapatkan gaji yang besar, itu adalah bonus yang selalu dinanti-nantikan.
Sekarang, apa akibatnya jika guru kurang mendapat insentif (penghargaan). Akibatnya bisa bermacam-macam.
Jika tidak ingin terjadi, mari kita lihat jika guru mendapat insentif (penghargaan) yang cukup.
- Lebih mudah berubah atau dinamis
Dengan insentif dan penghargaan yang cukup, guru akan memiliki target pribadi mencapai penghargaan tersebut. Maka perubahan lebih baik akan lebih mudah diterima. Lebih mudah diajak kerja sama. - Lebih menyayangi muridnya.
Karena sayang terhadap murid, maka guru akan mengubah cara mengajar dan menangani siswa menjadi lebih baik. - Lebih loyal
Kalau kita sering mendengar sebuah sekolah yang pergantian gurunya sangat besar, bisa jadi salah satunya adalah kurangnya penghargaan, insentif, dan bisa juga karena kurang gaji. - Target mudah tercapai
Jika setiap pencapaian, guru mendapatkan pengakuan, penghargaan, dan apresiasi, maka target-target sekolah akan diperjuangkan oleh guru dengan rasa senang penuh semangat.
Silakan ditambahkan.
Kalau ada yang bilang, berarti kerja guru karena upah dong?
Guru adalah manusia yang juga memiliki keluarga dan kebutuhan. Betul, guru lebih puas dengan kepuasan batin. Karena semua jiwa seorang guru pasti jiwa pendidik.
Namun, melengkapinya dengan penghargaan dan insentif adalah investasi bagi sebuah lembaga, bukan beban.
Jika sekolahnya bagus, maka yang daftar juga banyak. Dengan demikian, mudah pula melakukan pengembangan baik sarana maupun kependidikan.
Author: Ali Fauzi
Orangtua, Guru, Penulis, Pembaca, dan Pembelajar.
1 Comment
Ulasan yg bagus pak👍