
Rumah adalah ruang kelas sesungguhnya bagi anak. Kini, ruang kelas lebih banyak lagi.
Media online menjadi ruang kelas yang paling terbuka. Ketika rumah sudah mulai sepi dari nasihat, contoh baik, dan sepi penghuni, maka media online memenuhi ruang kosong anak-anak.
Model hidup yang kita tampilkan di rumah kepada anak-anak kita akan mejadi pelajaran dan pengalaman nyata bagi anak-anak. Apa yang kita bicarakan, respon kita terhadap banyak hal, dan cara kita mengurus rumah, semua akan masuk rekaman memori anak.
Media online hampir “merebut” peran semua ruang kelas yang ada.
Youtube. Inilah ruang kelas terbesar dalam sejarah setelah Google. Setiap orang bisa belajar dan berbagi apa saja di youtube.
Media sosial (facebook, instagram, twitter, dll) lebih masif lagi. Banyak anak mencari figur, mencari jati diri, dan menjelajah kebanggaan diri melalui media sosial. Memang itulah ruang kelas baru bagi mereka.
Apakah Google, Youtube, dan media-media sosial bisa sepenuhnya menggeser peran guru? TIDAK.
Media online mampu menyesaki otak dengan big data yang wah. Pendidikan tidak hanya urusan otak. Ada pendidikan hati, emosi, dan spiritual.
Author: Ali Fauzi
Orangtua, Guru, Penulis, Pembaca, dan Pembelajar.