Pendidikan Karakter dalam Berpuasa

Share

Oleh : Ali Fauzi

hore……!
Begitulah sambutan anak-anak saat mendengar bahwa Ramadhan tiba. Mereka rindu dengan semaraknya, dengan suasana sore menjelang berbuka, dengan kegembiraan salat tarawih. Kegembiraan itu juga hingga tengah malam saat makan sahur. Sungguh, mereka kangen suasana makan pada dini hari.

Perasaan senang yang dimiliki anak, berefek pada munculnya semangat berpuasa. Mereka akan sangat bangga bahkan hanya ketika orang dewasa atau orang yang mereka kagumi bertanya apakah mereka berpuasa. Di satu sisi, setiap anak ingin menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk beribadah puasa. Untuk hal ini, jangan pernah lupa memberikan perhatian dan pujian kepada anak. Di sisi yang lain, bulan puasa juga menyimpan kerinduan yang dalam. Ya, kerinduan berkumpul keluarga yang selama ini jauh. Memang, biasanya berkumpul dengan kakek atau nenek bisa dilakukan di akhir bulan puasa setelah anak-anak libur sekolah.
Tidak hanya itu, mereka juga menyadari bahwa bulan Ramadhan akan disambut dengan idul fitri. Serangkaian inilah yang menjadi kerinduan anak-anak untuk bergembira dan merayakan bersama keluarga.

Dengan kondisi seperti di atas, maka kita bisa melatih dan memberikan pendidikan karakter dalam berpuasa.

1. Kejujuran
Kejujuran merupakan inti terdalam dari praktik berpuasa. Dalam berpuasa, tidak akan ada yang tahu bahwa di dapur atau di kamar mandi kita meminum air atau tidak.

Ajarkan kepada anak tentang keberadaan Allah. Di manapun kita berada, Allah maha mengetahui segala sesuatu. Tunjukkan kepada anak-anak kita bahwa kalau kita berbuat baik sekecil apapun, maka Allah pasti mengetahui dan akan membalasnya dengan kebaikan pula. Begitu juga sebaliknya, apabila melakukan keburukan sekecil apapun, Allah Maha Tahu dan akan membalasnya dengan yang setimpal.
Dengan menunjukkan dan mengajarkan bahwa Allah maha mengetahui segala sesuatu, maka ajarkan anak untuk:

Mempercayai diri sendiri, karena apa yang kita lakukan akan kembali kepada kita sendiri.
Melakukan ibadah puasa dengan cara yang baik.
Menjaga amal perbuatan, hati, dan lisan.

Karena kebaikan apapun yang kita lakukan selama bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT.

2. Keikhlasan beribadah dan beraktivitas
Puasa itu menyenangkan. Inilah yang harus kita berikan kepada anak. Ketika anak merasa senang dengan kedatangan bulan Ramadhan, tugas pertama yang harus dilakukan oleh orangtua adalah menjaga perasaan senang mereka. Bagaimana caranya?

Tunjukkan kepada mereka bahwa puasa itu sangat mudah dan menyenangkan. Ada imbalan yang akan diberikan oleh Allah SWT bagi orang yang berpuasa, yaitu masuk surga, misalnya. Yang lebih penting, toleransilah dalam menghadapi mereka. Ketika mereka merasa lemas dan ingin istirahat, maka tanyakanlah alternatif yang bisa dilakukan. Misalnya, bisa membaca al-quran atau tidur. Yang penting ada keinginan melatih anak untuk berpuasa. Berikan pengetahuan kepada mereka akan pentingnya puasa baik untuk diri sendiri, keuntungan dari segi kesehatan, sampai keuntungan sosial.

Keikhlasan ini akan benar-benar teruji ketika anak mengeluh tentang aktivitas mereka. Bisa saja anak akan beralasan capek karena sedang berpuasa. Tugas kita adalah mendampinginya, memberikan kepercayaan dan memotivasinya untuk terus berbuat kebaikan. Buanglah jauh pemaksaan untuk melakukan sesuatu. Munculkan kesan bahwa puasa itu menyenangkan. Mintalah mereka dengan baik dan motivasi mereka.

Ajaklah anak salat berjamaah di masjid, tadarus bersama, dan bersedekah di bulan Ramadhan.
Libatkan anak dalam kegiatan-kegiatan Ramadhan.

3. Peduli sesama
Makna sosial berpuasa adalah meningkatkan kepedulian kepada mereka yang kurang mampu. Ajarkan dan latih mereka untuk berbagi. Misalnya dengan mengundang anak kurang mampu di sekitar mereka untuk berbuka puasa bersama, atau mengajak teman-temannya sekelas untuk berbuka puasa bersama.

Nilai yang harus ditanamkan adalah bahwa Allah memerintahkan kepada hambaNya untuk saling tolong menolong dalam kebaikan. bahwa kita hidup bermasyarakat harus berbagi dengan sesama agar tidak ada saudara kita yang tidak bisa menikmati indahnya bulan Ramadhan.

Kepedulian terhadap sesama ini akan berpuncak pada menunaikan zakat. Tanamkan nilai tentang zakat. Ajarkan kepada untuk melakukan zakat bukan hanya karena kewajiban, melainkan juga karena kesadaran untuk berbagi.

Ajaklah anak untuk mengetahui ukuran zakat, dan ajaklah anak untuk memberikan kepercayaan menyerahkan zakatnya.

4. Kebersamaan
Silaturrahim. Inilah kata yang paling utama pada poin ini. Ingatkan selalu bahwa kebersamaan yang terjadi di bulan Ramadhan ini tidak hanya sebatas kebersamaan keluarga. Tetapi juga kebersamaan dengan teman dan saudara.

Tunjukkan kepada mereka tentang nilai-nilai kebersamaan. Toleransi, saling tolong menolong, menghormati, dan berbagi. Nilai penting sebuah kebersamaan bukan terletak pada berkumpulnya keluaraga, saudara, atau teman, melainkan lebih kepada rasa persaudaraan dengan saling menghormati satu sama lain.

Ajaklah anak untuk belajar hidup bersama dengan mengunjungi keluarga, saudara, teman, dan tetangga.

Semoga kita semua menjadi hamba Allah yang bertaqwa dan amal kita diterima oleh Allah, serta akhirnya kita mendapatkan ridho Allah SWT.

Author: Ali Fauzi

SEJUTAGURU merupakan tempat untuk berbagi ide, pemikiran, informasi dan kebijaksanaan hidup. Lebih khusus lagi di bidang pendidikan: guru, pendidik, sekolah, dan proses belajar. Pengelola blog ini adalah seorang guru, orangtua, dan selalu siap menerima dan berbagi ilmu.

Artikel terkait

1 Comment

  1. Jazakaloh khairan katsira atas tebaran ilmu dan motivasoinya semoga kian barokah dan manfaat. Amien
    Salam,
    Ummi Salma dan Hanif Bandung

Leave a Reply

Your email address will not be published.