
Oleh: Ali Fauzi
Sungguh bahagia menjadi guru. Setelah orangtua, gurulah yang diharapkan bisa menyiapkan generasi masa depan.
Setelah keluarga, sekolah merupakan lembaga satu-satunya yang dikhususkan untuk menyiapkan generasi berikutnya. Apa yang kita berikan kepada anak didik kita, maka akan membentuk karakter dan memengaruhi sekumpulan orang dan generasi tertentu. Jika sekumpulan orang tersebut positif, maka akan melahirkan masyarakat yang positif juga. Berlaku juga sebaliknya.
Guru membangun masyarakat yang baik dengan menyiapkan manusianya. Semua guru akan melatih otot, otak, dan hati setiap anak. Jika menginginkan masyarakat yang bebas korupsi, misalnya, maka pihak terpenting yang bisa menciptakan kondisi tersebut adalah ayah, ibu, dan guru.
Semua orang tumbuh dalam keluarga dan merupakan lulusan dari sekolah tertentu. Jika keluarga menanamkan kejujuran, maka dia tumbuh menjadi pribadi yang jujur. Di sekolah, jika sikap peduli tertanam dengan baik maka menghasilkan generasi yang toleran dan peduli. Jika sekolah mengizinkan proses curang dalam pendidikan, maka generasi yang terbentuk tidak jauh dari proses tersebut.
Beruntunglah jika anda menjadi guru sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA. Karena di situlah tumbuhnya karakter. Anda setiap hari bertemu siswa, beraktivitas bersama, dan membangun kebiasaan bersama di sekolah. Karakter terbentuk dari aktivitas yang dilakukan setiap hari dan menjadi kebiasaan. Jelas, ini berbeda dengan perguruan tinggi yang tidak setiap hari bertemu dan beraktivitas bersama.
Beruntung pulalah jika anda menjadi guru di perguruan tinggi. Anda akan mengolah pola pikir mereka, profesionalitas, kemandirian berpikir, bermasyarakat, hingga kreativitas mereka.
Guru,
Jangan ragu untuk membuat perubahan. Guru adalah penggerak dalam pendidikan. Tugas pendidikan adalah mengubah. Ya, mengubah perilaku, karakter, pola pikir, dan mengubah kebiasaan. Guru, tugasmu adalah mengubah dari yang belum tahu menjadi tahu, dari biadab menjadi beradab, dan dari pengetahuan menjadi kebijaksanaan. Tugasmu bukanlah menciptakan nilai-nilai angka di rapor.
Ingatlah ketika mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela mengatakan bahwa pendidikanlah senjata yang sangat ampuh yang dapat kita gunakan untuk mengubah dunia. Ingat juga ketika Malala Yousafzai berujar bahwa hanya pendidikanlah yang mampu memutus rantai terorisme.
Jangan pula takut membuat perbedaan. Jutaan unsur kehidupan telah menyesaki dunia anak-anak baik langsung dari kehidupan sehari-hari maupun dari dunia maya. Guru harus tetap masuk dan membuat perbedaan dalam diri anak. Jika seorang anak memiliki cita-cita menjadi ilmuwan, maka buatlah berbeda dengan gaya mendidikmu agar kelak mereka menjadi ilmuwan yang santun, berakhlak, dan religius. Jika seorang anak bercita-cita menjadi pengusaha, maka masuklah sebagai pembeda agar kelak mereka memiliki karakter jujur, peduli, dan lebih mementingkan keadilan dan kemanusiaan.
Tantanganmu berikutnya adalah media. Ya, media online maupun offline. Media merupakan sebuah alat yang netral. Karena netral, maka media bisa menjadi positif dan bisa juga menjadi negatif.
Mari bekali anak-anak kita dengan kemampuan yang tepat agar media menjadi pendorong kreativitas dan kesuksesan.
Sungguh bahagia seorang guru.
Karena hadiah terbesar seorang guru adalah ketika muridnya menjadi orang baik, sukses, dan berguna bagi masyarakatnya.
Author: Ali Fauzi
Orangtua, Guru, Penulis, Pembaca, dan Pembelajar.