Education 1.0, Education 2.0, Atau Education 3.0; Anda Berada Di Posisi Mana?

Share

Oleh: Ali Fauzi

Proses perubahan saat ini, semua beridentitas 4.0. Ada industri 4.0, revolusi 4.0, web 4.0, motivasi 4.0, sampai kepada education.

Karakteristik dunia timur sangat berbeda dengan dunia barat. Dalam sejarah, dunia barat mengagungkan rasionalitas, sementara dunia timur mendidik dan belajar melalui keagungan dan kebesaran seorang guru. Gaya yang berbeda ini juga melahirkan budaya dan tatanan sosial yang berbeda pula.

Dalam dunia pendidikan, khususnya di dunia timur, terjadi peleburan dan penyesuaian terhadap model dunia barat. Bagaimanapun bentuk penyesuaiannya, kita harus berusaha untuk tidak menghilangkan tradisi dunia timur seluruhnya. Penyesuaian harus dilakukan, tapi identitas diri yang menjadi fondasi budaya kita tidak boleh hilang.

Ilmuwan barat mengelompokkan perkembangan pendidikan menjadi education 1.0 s.d education 3.0, mengacu pada perkembangan internet dan web. Pengelompokan ini lebih kepada pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan.

Anda masuk yang mana? Jangan-jangan kita sebenarnya sedang melakukan education 1.0, membicarakan education 2.0, dan baru merencanakan education 3.0. Atau, kita sedang campur-campur dalam melakukan sambil menemukan bentuk terbaik.

Inilah sebagian dari ciri-cirinya.   

Education 1.0

  • Guru Sebagai Sumber pengetahuan
  • Belajar di gedung.
  • Teacher centered learning.
  • Murid pasif.
  • Belajar dari buku teks.
  • Murid duduk rapi mendengarkan guru.
  • Aktivitasnya satu arah, yakni dari guru ke murid.
  • Gurunya adalah sarjana pendidikan.
  • Teknologi hanya menjadi pengetahuan/pelajaran saja.
  • Pandangan orangtua terhadap sekolah: penitipan anak.
  • Tujuan belajar didominasi untuk menjawab soal tes.
  • Mencetak pekerja.

Education 2.0

  • Guru masih sebagai sumber pengetahuan, ditambah sebagai pemandu/fasilitator.
  • Belajar di gedung dan online.
  • Semi student centered learning.
  • Murid mulai aktif dalam proses belajar.
  • Belajar dari buku teks dan sumber lain dari internet.
  • Murid bergerak oleh metode mengajar yang menarik.
  • Aktivitasnya Interaktif antara guru-murid, murid-murid (masih dalam instruksi guru).
  • Gurunya adalah sarjana pendidikan dan ahli di bidangnya.
  • Teknologi digunakan sebagai penunjang belajar dan sumber belajar.
  • Pandangan orangtua terhadap sekolah: penitipan anak.
  • Tujuan belajar untuk menjawab soal tes dan memberikan pengalaman belajar secara sosial.
  • Mencetak pekerja pengetahuan.

Education 3.0

  • Guru sebagai pemandu untuk penggunaan sumber-sumber pengetahuan.
  • Belajar dimana saja.
  • Murid mulai menentukan sendiri apa yang ingin diketahui, dibagi, dan diputuskan.
  • Murid aktif dan terlibat dalam mencipta pengetahuan
  • Belajar kontekstualisasi dan inovasi
  • Murid belajar digerakkkan oleh dirinya sendiri. Digerakkan oleh kreativitas, problem solving, pengembangan minat, dan inovasi
  • Aktivitas belajarnya; menganalisis, mencipta, berbagi di media sosial, dan berperan aktif membentuk pengetahuan.
  • Gurunya siapa saja dan dimana saja
  • Teknologi menjadi alat utama
  • Pandangan orangtua terhadap sekolah: tempat belajar
  • Tujuan belajar untuk memberikan pengalaman secara sosial dan mencipta sesuatu yang baru
  • Mencetak entrepreneurship

Author: Ali Fauzi

Orangtua, Guru, Penulis, Pembaca, dan Pembelajar.

Artikel terkait

4 Comments

  1. menurut saya. guru sebagai fasilitator, juga sekaligus berperan sebagai sumberpengetahuan. jika guru hanya dipahami sebagai fasilitator, saya hawatir guru akan malas belajar..

    1. Betul. salah satu syarat fasilitator yang baik adalah menguasai materi, yang berarti juga “sumber pengetahuan”.
      terimakasih

  2. Saya terkagum membaca artikel ini karena setelah membaca artikel ini pikiran saya menjadi terbuka. Saya sadar, selama ini saya terlalu tertutup dengan hal-hal yang baru dan merasa sudah tahu. Hal ini berimbas kepada saya yakni saya menjadi orang yang Sok Tahu

Leave a Reply

Your email address will not be published.