Mengajar Hanya Untuk Menjawab Soal Ujian? Katakan “Tidak” Lagi!

Share
Male Student Working At Desk In Chinese School Classroom
Male Student Working At Desk In Chinese School Classroom

Oleh : Ali Fauzi

Albert Einstein ketika ditanya oleh wartawan tentang besaran kecepatan cahaya yang ditemukan, Einstein langsung menjawab dengan mengatakan, “cari saja di buku saya, otak saya tidak digunakan untuk menghafal, tapi digunakan untuk berfikir!”

Apa yang dikatakan Einstein merupakan sindiran tajam terhadap proses pendidikan yang masih banyak mengedepankan hafalan. Guru seolah tugas utamanya adalah menyampaikan serentetan fakta yang harus dihafal oleh muridnya. Semakin banyak yang dihafal, maka nilai tes atau nilai ujian semakin bagus.

Continue Reading

Susunan Duduk Di Kelas Masih Gaya Lama? Pertimbangkan Untuk Mengubahnya! Sebuah Renungan

Share

classroom

Oleh : Ali Fauzi

Orang bilang, dunia sudah berubah. Akan tetapi, kita masih sering menyaksikan sekolah atau lembaga pendidikan dengan gaya duduk siswanya seperti tiga atau lima puluh tahun lalu. Semua siswa menghadap ke depan ke arah guru.

Ya, tidak ada yang salah dengan gaya duduk seperti ini. Pendidikan bisa berkembang dengan gaya apa saja selama tujuan utamanya masih bisa terpenuhi. Namun, mari kita melihat cara baru yang sangat mungkin bisa lebih baik dari cara sebelumnya. Kebutuhan untuk merubah gaya belajar merupakan kebutuhan zaman.

Continue Reading

Setelah IQ, EQ, SQ, Kini CQ Sangat Dibutuhkan Dan Akan Menjadi Pelengkap Penting

Share
ingin tahu

Oleh: Ali Fauzi

Kita sering mendengar anak-anak muda yang sukses. Bidangnya pun tak terprediksi sebelumnya. Ada youtuber, pebisnis online, blogger, sampai freelancer antar negara. Kenapa ini bisa terjadi?

Apakah mereka lahir dari kuliah jurusan youtube? Tidak. Mereka lahir dari keingintahuan yang besar dan inovasi yang mereka ciptakan. Akhirnya, generasi ini mampu membentuk budaya yang kini hampir menjadi budaya semua bangsa.

Continue Reading

Role-Play Dalam Pembelajaran; Ketika Anak SD Membuat Film

Share

student-filmmakers

Oleh : Ali Fauzi

“bapak… aku saja pak yang ambil gambar”.

“aku saja pak…”.

Dengan penuh semangat, anak-anak kelas 5B tahun pelajaran 2014-2015 SD Al-Azhar Syifa Budi Cibubur-Cileungsi berebut ingin mengambil gambar saat pembuatan film kelas. Kegiatan ini merupakan salah satu metode pembelajaran di sekolah. Mereka tidak lagi belajar dengan cara menghafal materi dan menjawab soal-soal dalam tes. Anak-anak kelas 5B belajar menerapkan sikap hidup dalam seni peran.

Ketika belajar tentang nilai kepedulian, kerja keras, kejujuran, dan sikap-sikap baik lainnya, sudah saatnya anak belajar memecahkan masalah. Keterampilan menjawab soal dalam tes sangat berbeda dengan keterampilan memecahkan masalah sehari-hari. Dalam tes atau ulangan, anak hanya diminta untuk menghafal materi yang sudah dipelajari, sedangkan dalam menghadapi persoalan sehari-hari seorang anak akan belajar tentang dirinya dan orang lain terkait hidup bersama dan berbagi.

Bahkan, hal ini bisa sangat bermanfaat di samping pentingnya refleksi pembelajaran. Anak-anak akan belajar mengenal berbagai karakter, mempertemukannya, hingga membuat sinergi. Lebih jauh lagi, mereka belajar memanfaatkan teknologi untuk kegiatan pembelajaran.

Continue Reading

Cara Yang Sangat Bagus Dalam Membantu Prestasi Siswa Melalui Refleksi Pembelajaran

Share
refleksi belajar

 

Oleh : Ali Fauzi

Satu paket dalam proses belajar yang acap kali diabaikan adalah refleksi pembelajaran. Beberapa guru memandang bahwa melakukan refleksi atau perenungan dalam belajar sulit dilakukan, terutama untuk anak tingkat Sekolah Dasar (SD). Sungguh, jika kita berani mencobanya dan menggunakan cara yang tepat, maka banyak keajaiban yang kita dapat.

Ketika saya menulis bahwa belajar itu sama dengan melatih berfikir, ini menunjukkan bahwa di usia berapa pun anak harus dilatih dengan tahapan yang tepat. Mari kita lihat kenyataan di sekeliling kita!

 

Continue Reading

Peraturan Sekolah Yang “Membunuh” Anak

Share

Taare_Zameen_Par_Movie_Photos

 

Oleh: Ali Fauzi

Ketika sekolah ingin menegakkan disiplin yang ketat, maka peraturan sekolah menjadi pilar utama. Faktanya, adanya peraturan seringkali justru menjadi bumerang bagi sekolah itu sendiri. Bukannya hasil positif yang didapat, melainkan justru sebaliknya.

Peraturan dibuat untuk membangun budaya sekolah yang positif. Mulai menjaga, memelihara, menumbuhkan, hingga mengembangkan karakter dan kemampuan anak didik. Sayangnya, masih banyak dijumpai sekolah-sekolah yang secara tidak sadar “membunuh” kreatifitas dan kemampuan anak dengan adanya peraturan tersebut. (baca: panduan membuat peraturan kelas)

Continue Reading
1 2 3 8