Bulan
lalu, Jack Ma berbicara tentang pendidikan di World Economy Forum. Salah satu poin
penting yang menjadi perhatian Jack Ma adalah bahwa perubahan pendidikan
sebaiknya tidak berfokus pada kurikulum, melainkan pada kapasitas peserta didik.
Di antara kapasitas tersebut adalah kapasitas LQ di samping IQ dan EQ.
Anak
anda sudah berangkat sekolah. Satu jam kemudian, anda melihat tugas anakmu masih
tergeletak di meja ruang tamu. Anak anda mengatakan bahwa dia harus
mengumpulkannya hari ini. Dan, anak anda lupa membawa ke sekolah hari ini.
Mana
yang lebih anda pilih: segera mengambilnya dan mengantarkannya ke sekolah, atau
membiarkan begitu saja?
Jawaban
dari para ilmuwan psikologi adalah lebih baik memilih yang kedua. Yaitu, tidak
mengantarkan tugas itu ke sekolah anak anda. Apakah kejam? Sebagian orang akan
memandang kejam dengan keputusan ini. Mereka merasa kasihan dengan anaknya yang
sudah mengeluarkan tenaga untuk menyelesaikan tugas tersebut. Ini kan,
kesalahan sepele. Kita harus tetap menyelamatkannya. Hadiah tambahannya, anak
anda akan menganggap anda sebagai pahlawan.
Anak adalah kehidupan, Mereka sekedar lahir melaluimu tetapi bukan berasal Darimu. Walaupun bersamamu tetapi bukan milikmu, Curahkan kasih sayang tetapi bukan memaksakan Pikiranmu karena mereka Dikaruniai pikiranya sendiri
Berikan rumah untuk raganya, tetapi tidak jiwanya, Karena jiwanya milik masa mendatang Yang tak bisa kau datangi Bahkan dalam mimpi sekalipun
Bisa saja mereka mirip dirimu, tetapi jangan pernah menuntut mereka jadi seperti sepertimu. Sebab kehidupan itu menuju kedepan, dan Tidak tengelam di masa lampau.
Kaulah busur, Dan anak – anakmulah anak panah yang meluncur. Sang Pemanah Maha Tahu sasaran bidikan keabadian. Dia menantangmu dengan kekuasaan-Nya, hingga anak panah itu meleset, jauh serta cepat.
Meliuklah dengan sukacita Dalam rentangan Sang Pemanah,sebab Dia Mengasihi anak- anak panah yang meleset laksana kilat, Sebaimana pula dikasihiNya busur yang mantap
Seorang
ibu berjalan dengan langkah cepat. Di tangannya tampak sebuah map agak tebal. Dia
sudah pergi beberapa kali ke pelayanan foto copy untuk sekadar menggandakan
dokumen atau laminating. Seorang ibu tersebut sedang mengurus semua kebutuhan
anaknya yang hendak daftar ke sekolah menengah atas.
Sekilas, tidak ada yang salah dengan kisah di
atas. Namun, model peran orangtua seperti kisah di atas sudah lama menjadi
sorotan. Baru-baru ini isu tersebut kembali menguat setelah beberapa problem
muncul di beberapa kampus di Amerika.
Model pengasuhan ini sering disebut sebagai snowplow parenting. Sebelumnya, kita mengenal ada “Tiger Parenting”, “helicopter parenting”, “intensive parenting”, “lawnmore parenting”, juga “snowplow parenting”.
Proses
perubahan saat ini, semua beridentitas 4.0. Ada industri 4.0, revolusi 4.0, web
4.0, motivasi 4.0, sampai kepada education.
Karakteristik
dunia timur sangat berbeda dengan dunia barat. Dalam sejarah, dunia barat
mengagungkan rasionalitas, sementara dunia timur mendidik dan belajar melalui keagungan
dan kebesaran seorang guru. Gaya yang berbeda ini juga melahirkan budaya dan
tatanan sosial yang berbeda pula.
Penulis Adam Grant bersama rekannya, David Hoffman, meneliti di dua rumah sakit yang berbeda. Penelitian ini bertujuan mendorong agar dokter dan perawat lebih sering mencuci tangannya. Mereka memasang dua petunjuk berbeda di dekat tempat sabun dan gel. Hasilnya, di luar dugaan.
One hundred victories in one hundred battles is not the most skillful. Subduing the other’s military without battle is the most skillful
Sun Tzu
—
Apakah kalau kita memaksaa anak untuk diam, itu pertempuran?
Apakah kalau kita, dengan dominasi kita sebagai orang dewasa, memerintah anak untuk tunduk tanpa alasan juga merupakan pertempuran?
Silakan Tafsirkan sendiri.
Kalau anda mampu menaklukkan hati anak didik karena “bertempur”, bisa jadi itu bukan cara atau metode terbaik. Pasti ada cara meluluhkan hati di mana anak-anak memulai langkah bukan dengan rasa takut.
Arti “bertempur” sangat beragam. Seni perang Sun Tzu ternyata bisa kita terapkan dalam mendidik anak. Tentu, dalam tafsiran yang sesuai.