Oleh : Ali Fauzi
Kenapa bukan orangtua, saudara, guru ngaji, guru sekolah, ormas tertentu, atau presiden? Inilah jawabannya.
Kenapa hanya “Guru” yang mampu menyelamatkan?
Karena jiwa gurulah yang memandang dunia dan interaksi di dalamnya sebagai pendidikan dan sebuah proses pendewasaan berpikir.