
Oleh: Ali Fauzi
Setiap kali latihan soal, biasanya hanya dua soal, aku sering mengucapkan alhamdulillah ketika ada siswa yang salah dalam menyelesaikan tugasnya.
“Kok, bapak bilang Alhamdulillah. Kan saya salah”.
“Anak yang salah karena telah berusaha sendiri, berarti dia akan menjadi paham dan pintar. Ayo berusaha lagi. Mana yang masih kamu bingungkan?”
Pertama, saya ingin membiasakan anak dengan kegagalan. Saya ingin setiap anak meyakini bahwa kegagalan bukanlah identitas. Ya, identitas bahwa akhirnya “saya menjadi orang gagal”. Kegagalan harus menjadi keyakinan sebagai tindakan. Yang berarti bahwa jika saya gagal maka saya akan mengubah tindakan untuk berusaha lagi.