
Oleh: Ali Fauzi
Aku memulainya dari sebuah “bisikan”.
Tangannya sedang asyik memegang penggaris. Dia berlarian mengintai temannya seolah sedang baku tembak. Dor… dor.. itulah keasyikan bermain tanpa batas bagi anak. Aku mengenalnya sebagai sosok yang tenang, sedikit berbicara, dan senang bermain. Di antara semua keceriaannya, satu yang menarik perhatianku, yaitu kebiasaannya menggigit dasi.
Saat belajar, saat menunggu giliran, atau saat mengerjakan tugas yang agak sulit, tangannya memegang dasi dan langsung masuk mulutnya. Berputar-putar dan digigit sampai basah kuyup. Sungguh, tidak ada yang salah dengan kebiasaan tersebut. Tidak mengganggu belajar ataupun mengganggunya saat berteman dan bermain.
Hanya, sesekali temannya akan meneriakkan, “jijik, jijik, jorok,” dan tangannya langsung mencabut dasi dari mulutnya.